KUIS KEPEMIMPINAN
ke-2
NAMA : FARIDA WIRAWANTY
NIM : 108554307
KELAS : PAP 10 B
BLOG : Farida ~ wirawanty.blogspot.com
EMAIL : Faridawirawanty@gmail.com
SOAL
- Jelaskan secara skematik hirarki kewenangan seorang pemimpin.
- Jelaskan
tahapan pengambilan keputusan pimpinan dalam organisasi.
- Jelaskan
perbedaan Pimpinan , Kepala dan Manager.
- Jelaskan
secara administratif seorang pemimpin dalam organisasi pendidikan.
- Jelaskan
secara konseptual Tugas , Pokok , dan Fungsi pemimpin dalam organisasi
pendidikan.
Jawab.
1.
2.
A. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.
B. Pendapat
Ahli
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
C. Kewenangan
Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu pada anggota organisasi, akan bersaing untukmempengaruhi
pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi
yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha
mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan.
D. Kesepakatan
Terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Kekurangan pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Kekurangan pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut
Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran
yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan
keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam
situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
1. jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
2. tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
3. kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
2. tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
3. kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan,
banyak cara dilakukan, tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal. maka dari
itu, terdapat 3 tahap utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1. Aktivitas intelegensi: penelusuran kondisi
lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktivitas
desain: terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan menganalisis masalah.
3. Aktivitas memilih: memilih tindakan
tertentu dari yang tersedia.
Proses
pengambilan keputusan memiliki fungsi sebagai suatu awal dari segala aktivitas
manusia baik individu maupun berkelompok yang dapat menentukan langkah
selanjutnya dimana pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu yang sebentar atau
dalam waktu yang cukup lama.
Terdapat
3 langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
- Tahap Identifikasi, merupakan tahap pertama dimana kita mengenal
masalah-masalah yang terjadi.
- Tahap Pengembangan, merupakan tahapan kedua dimana kita mencari
prosedur atau seolusi standar yang ada atau mencari solusi yang baru.
- Tahap Seleksi, pada tahap ini, solusi-solusi yang ada disaring dan
disepakati.
3 . PERBEDAAN ANTARA PIMPINAN , KEPALA DAN
MANAGER.
§
Pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan
pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. Leaders do right things, managers do things right
§
Pekerjaan manajerial harus efisien, artinya dengan
memanfaatkan sumber daya seminimum mungkin, waktu sesingkat mungkin, dan biaya
serendah mungkin diperoleh hasil semaksimal mungkin. Seorang pimpinan dituntut visioner, artinya
memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin
terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin
yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat
mengganggu proses bisnis. Jika
seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan
pekerjaan klerikal.
§
Pimpinan
juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar
suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak
terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di
jajaran SDM yang berada di bawahnya.
§
Headship
diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan tidak berdasarkan
pengakuan spontan para anggotanya.
§
Tujuan
kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat dan tidak
ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
§
Dalam
headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tindakan bersama
dalam mencapai tujuan.
§
Dalam
headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota kelompok dan
kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak sosial ini, sebagai suatu
alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
§
Kewibawaan
seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para anggota kelompok yang
bersangkutan dan terutama oleh para pengikutnya. Sedangkan kewibawaan seorang
kepala (the head) timbul karena adanya kekuasaan dari luar kelompok yang
mendukung seseorang itu terhadap kelompok yang bersangkutan, yang tidak dapat
disebut sebagai para pengikut sesungguhnya. Mereka menerima dominasi kepalanya
(headship) dalam hal penderitaan suatu hukuman (punishment) daripada upaya
pengikutnya dalam arti menginginkan hadiah (reward).
4 . Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
5.
Konseptual TUPOKSI Pimpinan Organisasi.
Fungsi Kepemimpinan yang hakiki adalah :
Fungsi Kepemimpinan yang hakiki adalah :
Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha
untuk pencapaian tujuan
Sebagai wakil dan juru bicara organisasi
dalam hubungan dengan pihak luar.
Sebagai
komunikator yang efektif.
Sebagai
integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
TUPOKSI PEMIMPIN ORGANISASI ADALAH :
§
Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan
pegangan oleh anggotanya.
§
Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota
yang dipimpin
§
Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan
dunia luar
Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara
Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara
§
Kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta
keutuhan organisasi atau perusahaan
KONSEPTUAL TUPOKSI
Add caption |