Kamis, 08 November 2012

Kuis ke 2


KUIS KEPEMIMPINAN ke-2
NAMA        : FARIDA WIRAWANTY
NIM             : 108554307
KELAS        : PAP 10 B 
BLOG           : Farida ~ wirawanty.blogspot.com
EMAIL            : Faridawirawanty@gmail.com


SOAL
  1. Jelaskan secara skematik hirarki kewenangan seorang pemimpin.
  2. Jelaskan tahapan pengambilan keputusan pimpinan dalam organisasi.
  3. Jelaskan perbedaan Pimpinan , Kepala dan Manager.
  4. Jelaskan secara administratif seorang pemimpin dalam organisasi pendidikan.
  5. Jelaskan secara konseptual Tugas , Pokok , dan Fungsi pemimpin dalam organisasi pendidikan.

Jawab.
1.      













2.      
     A.     Kewenangan Tanpa Diskusi
            Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.
      B.     Pendapat Ahli
            Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
      C.     Kewenangan Setelah Diskusi
            Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi, akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
      D.     Kesepakatan
            Terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut.
Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Kekurangan pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
            Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
1. jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
2. tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
3. kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.

            Dalam proses pengambilan keputusan, banyak cara dilakukan, tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal. maka dari itu, terdapat 3 tahap utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.     Aktivitas intelegensi: penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2.  Aktivitas desain: terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan menganalisis masalah.
3.     Aktivitas memilih: memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
            Proses pengambilan keputusan memiliki fungsi sebagai suatu awal dari segala aktivitas manusia baik individu maupun berkelompok yang dapat menentukan langkah selanjutnya dimana pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu yang sebentar atau dalam waktu yang cukup lama.
            Terdapat 3 langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
  • Tahap Identifikasi, merupakan tahap pertama dimana kita mengenal masalah-masalah yang terjadi.
  • Tahap Pengembangan, merupakan tahapan kedua dimana kita mencari prosedur atau seolusi standar yang ada atau mencari solusi yang baru.
  • Tahap Seleksi, pada tahap ini, solusi-solusi yang ada disaring dan disepakati.

3 . PERBEDAAN ANTARA PIMPINAN , KEPALA DAN MANAGER.
§       Pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benarLeaders do right thingsmanagers do things right
§       Pekerjaan manajerial harus efisien, artinya dengan memanfaatkan sumber daya seminimum mungkin, waktu sesingkat mungkin, dan biaya serendah mungkin diperoleh hasil semaksimal mungkin. Seorang pimpinan dituntut visioner, artinya memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat mengganggu proses bisnis. Jika seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan pekerjaan klerikal.
§       Pimpinan juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di jajaran SDM yang berada di bawahnya.
§       Headship diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan tidak berdasarkan pengakuan spontan para anggotanya.
§       Tujuan kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat dan tidak ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
§       Dalam headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tindakan bersama dalam mencapai tujuan.
§       Dalam headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota kelompok dan kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak sosial ini, sebagai suatu alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
§       Kewibawaan seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para anggota kelompok yang bersangkutan dan terutama oleh para pengikutnya. Sedangkan kewibawaan seorang kepala (the head) timbul karena adanya kekuasaan dari luar kelompok yang mendukung seseorang itu terhadap kelompok yang bersangkutan, yang tidak dapat disebut sebagai para pengikut sesungguhnya. Mereka menerima dominasi kepalanya (headship) dalam hal penderitaan suatu hukuman (punishment) daripada upaya pengikutnya dalam arti menginginkan hadiah (reward).

         4 . Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
         5. Konseptual TUPOKSI Pimpinan Organisasi.
Fungsi Kepemimpinan yang hakiki adalah :
Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
    Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
    Sebagai komunikator yang efektif.
    Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.


   
    TUPOKSI  PEMIMPIN ORGANISASI ADALAH :
§       Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
§       Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
§       Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar
Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara
§       Kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan         
KONSEPTUAL TUPOKSI

Add caption
   

    

UTS KEPEMIMPINAN


UTS KEPEMIMPINAN

NAMA        : FARIDA WIRAWANTY
NIM             : 108554307
KELAS        : PAP 10 B 
BLOG           : Farida ~ wirawanty.blogspot.com
EMAIL            : Faridawirawanty@gmail.com
Soal

1.    Buatlah skema / kerangka berpikir anda dalam menyimpulkan kepemimpinan pendidikan dalam organisasi pendidikan
2.    Jelaskan tahapan pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin dalam organisasi pendidikan
3.    Buatlah ppt minimum 5 slide berbahasa inggris tentang kepemimpinan.


JAWAB
Instansi Pemerintah / Swasta
 
 

1.   
Orang tua
 
                                                 
KEPALA SEKOLAH
 
                                                                               
 

                                                           


TATA USAHA
 
 

                                                                 


 




Guru Mapel
 
Siswa
 
Wali Kelas
 
                                                                                                   




          Dalam Skema / Struktur di atas Kepala sekolah bertindak sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung jawab untuk mengayomi , memberi motivasi , dan membimbing siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain kepada siswa Kepala sekolah juga harus menjadi pemimpin yang baik bagi semua guru yang ada disekolah , dan harus menjadi contoh yang baik bagi semua. Peran pemimpin tersebut akan mempengaruhi segala hal yang ada di organisasi pendidikan. Peran dari kepala sekolah yaitu sebagai pemimpin disekolah. Selain Kepala sekolah di dalam kelas juga ada wali kelas / guru mapel yang harus menjadi pemimpin untuk siswa yang ada dikelas. Setelah itu juga ada Ketua kelas yang nantinya akan menjadi pemimpin buat teman-teman sekelasnya. Ketua kelas mempunyai tanggung jawab sepenuhnya didalam kelas.        
2.     Tahapan Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pendidikan adalah :
Kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
      Pendapat ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
      Kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
      Kesepakatan (consensus).
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.



Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.